Candi Badut – Sejak dulu, kota Malang memiliki berbagai daya tarik yang luar biasa. Bahkan sejak awal jaman kerajaan di Jawa Timur, wilayah yang secara geografis terletak di tengah provinsi dan dikelilingi pegunungan inipun sudah menjadi pusat pemerintahan. Ketika memasuki masa penjajahan Belanda, kota bunga nan sejuk ini juga menjadi pilihan favorit sebagai tempat wisata.
Oleh karena itu kota Malang tak hanya identik dengan wisata alamnya yang mempesona. Namun juga menyimpan nilai-nilai sejarah yang tak boleh dilewatkan. Bagi Anda penyuka sejarah, cobalah untuk mengunjungi situs peninggalan masa silam di Malang.

Alamat Candi Badut
Salah satunya adalah Candi Badut yang ditemukan oleh pakar arkeologi Maureen Brecher pada tahun 1923. Candi Hindu yang juga disebut Candi Liswa (Nama kecil Raja Gajayana) ini terletak kurang lebih 5 km ke arah barat dari kota Malang, tepatnya di Desa Karangbesuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Jam Operasional Candi Badut
Untuk jam operasional candi ini, bisa anda datangi:
- Dalam kondisi normal, Candi Badut buka dari jam 08.00 – 15.00.
- Candi Badut buka setiap hari.
Terkait penutupan objek wisata candi badut ini, akan menyesuaikan dengan level zonasi penyebaran virus Covid-19.
Fasilitas Di Candi Badut
Adapun fasilitas yang tersedia di candi ini diantaranya adalah:
- Area parkir,
- Toilet,
- Pusat informasi,
- tim pemandu,
- Kantin penjual makanan, dan minuman.
Harga Tiket Masuk Candi Badut
Untuk masuk ke candi ini, wisatawan tidak dikenakan tiket masuk, alias gratis, namun tidak ada salahnya jika pengunjung untuk memberikan sumbangan seikhlasnya.
Rute Menuju Candi Badut
Wisatawan dapat mengunjungi candi ini dengan menggunakan kendaraan pribadi roda dua atau roda empat. Atau bahkan dengan menggunakan transportasi umum.
Bagi Anda yang berangkat dari alun-alun Kota Malang, maka jarak tempuhnya hanya sekitar 6 kilometer saja, dengan waktu tempuh sekitar 20 menit menggunakan kendaraan pribadi (mobil).
Sejarah Candi Badut

Candi Badut diperkirakan dibangun pada tahun 760 M, jauh sebelum masa pemerintahan Airlangga, yaitu masa dimulainya pembangunan candi-candi lainnya sehingga diperkirakan candi ini merupakan candi tertua di Jawa Timur. Candi ini dibangun sebagai tempat pemujaan Siwa (Agastya).
Kata Badut diduga berasal dari bahasa Sanskerta Bha-dyut yang berarti sorot Bintang Canopus atau Sorot Agastya.
Versi lain mengatakan, konon sang raja Gajayana yang memerintah di kerajaan Kanjuruhan saat itu dikenal sebagai sosok yang senang melucu (Mbadhut : ini pengucapan bahasa Jawa) sehingga candi tersebut akhirnya bernama candi Badhut/ candi Badut.
Hingga saat ini candi Badut bahkan masih digunakan oleh umat Hindu Malang Raya untuk melaksanakan upacara Ngembak Geni yang diselenggarakan sehari setelah hari raya Nyepi.
Kunjungi juga: 76 Tempat Makan Enak di Malang
Daya Tarik Wisata

Mengajak keluarga berwisata tidak hanya identik dengan piknik ke pantai atau gunung. Atau mungkin mengunjungi tempat belanja, makan-makan ataupun menonton pergelaran budaya.
Alternatif lain yang tidak kalah menariknya adalah berwisata sejarah. Obyeknya pun sangat beragam mulai dari museum, monumen/ gedung bersejarah ataupun mengunjungi peninggalan kerajaan (Keraton ataupun candi).
1. Pesan Moral
Selain berwisata dan mengenalkan anak-anak terhadap pentingnya pelestarian benda bersejarah sekaligus juga bisa belajar langsung dari relief maupun pemandu di lokasi serta menanamkan nilai-nilai toleransi dalam hidup beragama.
Indonesia dikenal sebagai Negara dengan beragam suku bangsa, budaya dan agama namun tetap bisa hidup rukun dan damai dengan semangat Bhineka Tunggal Ika di bawah panji Sang Merah Putih dan nilai-nilai luhur Pancasila.
Ketika melihat foto ini terkandung beberapa pesan yang bisa dirasakan yaitu :
- Pesan keberagaman Indonesia yang terlihat dari busana Muslim (hijab) sang Ibu dengan latar belakang candi (dalam hal ini mewakili agama Hindu). Warna-warni dalam payungpun seringkali digunakan untuk visualisasi pesan keragaman.
- Pesan persatuan/ kekompakan serta kehangatan sebuah keluarga Indonesia dengan saling bergandengan tangan ketika sedang melakukan perjalanan.
- Pesan kebanggaan bahwa bangsa Indonesia sejak dulu juga sudah menguasai teknologi konstruksi dan memiliki cita rasa seni dan arsitektur sekaligus nilai religius yang tinggi.
- Pesan edukasi dan nasionalisme. Bunga Karno pernah berkata : “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah meninggalkan sejarah bangsanya sendiri.”
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali sejarah dari zaman pra-sejarah hingga zaman sekarang.
Sejarah memiliki nilai yang sangat penting dan berharga dalam kehidupan masa depan, karena anak cucu kita nanti akan mengetahui bagaimana bangsa ini berdiri, bagaimana perjuangan mempertahankan bangsa ini dan bagaimana kehidupan masyarakatnya.
Apabila sejarah itu tidak kita pelihara dan pelajari sehingga akhirnya musnah atau hilang maka generasi masa depan tidak akan merasa bahwa negara miliknya.
Mereka tidak akan merasakan bagaimana perjuangan para pendahulu dan yang lebih parah lagi, mereka tidak akan menghargai bangsanya sehingga tidak menutup kemungkinan generasi masa depan tidak memiliki nasionalisme lagi terhadap negara ini.
Kunjungi juga: Wisata Pantai Batu Bengkung Malang
2. Arsitektur Bangunan

Daya tarik mengunjung candi badut ini selanjutnya adalah karena arsitektur bangunannya yang unik. Untuk arsitektur bangunan candi ini sendiri terbagi menjadi 3 bagian, diantaranya:
- kepala candi,
- Badan candi, dan
- Kaki candi.
Jika secara teliti kita mengamati, maka kita akan menemukan fakta bahwa candi ini dikelilingi oleh gunung, diantaranya adalah:
- Di sebelah timur, Gunung Semeru,
- Di sebelah barat, Gunung Arjuna,
- Di Sebelah Utara, Gunung Tengger,
- Di sebelah selatan, Gunung Kawi.
Pendirian dari candi ini tentu bukan tanpa alasan, pasti ada alasan tersendiri kenapa candi ini dibangun di kelilingi oleh gunung-gunung tersebut.
3. Kawasan Sekitar

Daya tarik wisata dari candi ini sendiri, anda juga bisa menikmati alam sekitarnya yang tidak kalah menarik. Candi badut ini dikelilingi oleh area rerumputan hijau, serta pepohonan yang menjadikan sekitar candi menjadi asri.
Tidak hanya itu saja, karena di sudut lain dari candi ini terlihat sisa-sisa reruntuhan bebatuan yang sudah disusun, dan dirapikan.
Jika kita pindah ke tempat lain yang lokasinya ada di Kelurahan Merjosari maka kita bisa melihat peninggalan sejarah lainnya yang masih ada dibaliknya dengan candi badut ini, yaitu Prasasti Dinoyo.
* * * * * * *
Demikian ulasan mengenai objek wisata candi badut yang bisa kami sajikan untuk anda. Semoga bisa menjadi referensi untuk liburan anda selanjutnya. Jangan lupa juga untuk membagikan artikel ini kepada yang lainnya ya.
Kunjungi juga: 52 Pantai Terbaik di Malang